Selasa, 01 November 2016

Contoh Makalah Sosiologi

MAKALAH SOSIOLOGI
STUDY KASUS “TAWURAN PELAJAR”




DISUSUN OLEH :

SELVI PUSPITA H

KELAS X.1




SMA NEGERI 1 KLAPANUNGGAL

Jl. Raya Terusan Bojong Klapanunggal Kec. Klapanunggal Kab. Bogor 16820
NSS. 301020232173, NPSN. 20276388 email:smanklapanunggal@gmail.com
Tahun Ajaran 2015-2016



KATA PENGANTAR

            
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas limpahan rahmat dan karunia – Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Sosiologi ini sesuai waktunya. Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan dapat membantu pembaca dalam memahami salah satu tindakan kriminal sekaligus hal menyimpang yang marak terjadi di kota-kota besar Indonesia yang melibatkan para pelajar yakni kasus tawuran, maka dari itu akan kami sajikan lewat makalah kami yang berjudul, STUDY KASUS TAWURAN PELAJAR.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan Makalah Sosiologi ini masih ada kekurangan baik dalam penulisan maupun penyampaian, sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian khususnya dari guru mata pelajaran Sosiologi agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat, kami berharap bahwa Makalah Sosiologi ini dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk senantiasa menyikapi tindakan yang tak patut dilestarikan ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.


Cileungsi, 10 Maret 2016


Penyusun.


DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI............................................................................................................................III
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................
          A.   LATAR BELAKANG......................................................................................................1.1
B.      B.   RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1.2
          C.   TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................1.3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................
  1. PENGERTIAN TAWURAN..............................................................................................2

  1. FAKTOR PENYEBAB TAWURAN.................................................................................3

  1. CARA MENCEGAH TAWURAN....................................................................................4

  1. CARA MENGATASI TAWURAN....................................................................................5

  1. DAMPAK TAWURAN......................................................................................................6

  1. HUKUMAN PELAKU TAWURAN.................................................................................7

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................
A.      A.   KESIMPULAN ...............................................................................................................8.1
B.   TANGGAPAN ....................................................................................................../..........8.2
C.   DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9



BAB I
PENDAHULUAN


  1. LATAR BELAKANG
Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang bisa kita kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa tahun lalu. Dalam hal tawuran, di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tingkat tawuran antar pelajar sudah mencapai ambang yang cukup memprihatinkan. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat, dalam satu hari di Jakarta terdapat sampai tiga kasus perkelahian di tiga tempat sekaligus (www.smu-net. com). 
Kalau kita baca uraian diatas jelas sangat tidak sinkron antara tujuan UU No.20 tahun 2003 tetang system pendidikan dengan kenyataan yang ada dilapangan, bahkan jauh sebelum UU No. 20 tahun 2003 lahir, tawuran pelajar sudah terjadi.

  1. RUMUSAN MASALAH
  1. Pengertian Tawuran.
  2. Faktor Penyebab Tawuran.
  3. Cara Mencegah Tawuran.
  4. Cara Mengatasi Tawuran.
  5. Dampak Tawuran.
  6. Hukuman Pelaku Tawuran.

  1. TUJUAN PENULISAN
  1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu tawuran.
  2. Untuk mengetahui dan memahami faktor penyebab beserta cara pencegahan tawuran.
  3. Untuk mengetahui dan memahami apa tindakan yang bisa diambil saat tawuran sudah terjadi.
  4. Untuk mengetahui dan memahami apa dambak yang ditimbulkan dari tawuran.
  5. Untuk mengetahui dan memahami hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada pelaku berdasarkan syarat dan ketentuan yang berlaku.
  6. Untuk pengetahuan pembaca mengenai arti pentingnya menjaga sikap dan perilaku kapanpun dan dimanapun dan tentunya selalu mencerminkan kepribadian yang baik.
  7. Untuk menghimbau para pembaca untuk “STOP TAWURAN!” yang hanya merugikan diri sendiri dan orang lain,  karena masih banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan dan lebih bermanfaat daripada tawuran.
BAB II
PEMBAHASAN


  1. PENGERTIAN
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian Tawuran Pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
  1. Delikuensi situasional.
Perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
  1. Delikuensi sistematik.
Para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok nya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para  remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.

  1. FAKTOR PENYEBAB
Secara umum, Faktor-faktor yang menyebabkan seringnya terjadi tawuran antar pelajar dibagi menjadi 2 faktor utama yaitu :
  1. Faktor Internal
  1. Proses internalisasi keliru.
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar.
  1. Tidak dapat beradaptasi.
Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam.
  1. Ketidakstabilan emosi.
Ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah frustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.
  1. Faktor Eksternal
  1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan  yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
  1. Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan  para siswa pandai secara akademik namun juga akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu.
  1. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering di lihat oleh remaja itu akan membentuk pola kekerasan para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.
  1. CARA PENCEGAHAN
Pencegahan dapat kita lakukan sedini mungkin agar kegiatan yang sangat merugikan ini dapat dicegah dan tidak merugikan berbagai pihak. Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi tawuran pelajar, diantaranya :
  1. Mendasari diri dengan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME.
  2. Membentengi diri dengan akhlak yang baik.
  3. Lebih selektif dalam memilih teman dan menahan diri agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang negatif.
  4. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar.
  5. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik.
  6. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri.
  7. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat  diwaktu luangnya. Contohnya  : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya.

Kartini Kartono pun menawarkan beberapa cara untuk mengurangi tawuran remaja, diantaranya :
  • Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun
  •  Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat
  •  Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.
  1. CARA PENGENDALIAN
Untuk menghilangkan tawuran antar-pelajar yang sudah mengakar, tentu dibutuhkan usaha keras. Banyak usulan yang dilontarkan untuk mengurangi tawuran antar-pelajar. Beberapa di antaranya :
  1. Memotong mata rantai tradisi tauran.
  2. Melakukan mediasi dengan sekolah yang berkaitan.
  3. Memindahkan letak sekolah.
  4. Penanaman moral anak dirumah.

CONTOH KASUS

Salah satu upaya mengurangi tawuran yang juga pernah dilakukan adalah memindahkan letak sekolah karena diduga lingkungan sekolah yang terlalu ramai di tengah kota mengakibatkan tekanan mental lebih berat bagi siswa. Pada periode 1980-an, SMA 7 Gambir, Jakarta, terlibat konflik dengan STM Boedi Oetomo Pejambon. Kemudian, pada awal tahun 1990-an, SMA 7 dipindahkan ke wilayah Karet Pejompongan untuk memutus tawuran dengan STM Boedi Oetomo.

Ketua KPAI Maria Ulfah Anshor mengungkapkan, tradisi tawuran bisa diputus dengan menanamkan nilai-nilai kepada anak-anak di rumah. ”Keluarga mempunyai peranan penting untuk menanamkan nilai menghargai perbedaan, yang nyata dalam kehidupan dan tidak bisa dihindari. Nah, bagaimana menghargai perbedaan itu menjadi sesuatu yang positif. kata Maria Ulfah. Untuk itulah, ketika melakukan mediasi antara SMA 6 dan SMA 70 Jakarta, KPAI juga mengundang pihak orangtua. ”Sistem pendidikan kita seharusnya juga ikut mendukung itu. Dulu ada pelajaran budi pekerti, tetapi kurikulum menghilangkannya dengan alasan sudah terintegrasi dengan pelajaran lain. Padahal, kenyataannya, nilai-nilai dari budi pekerti itu memang tidak diajarkan, hilang begitu saja. ujarnya.
Maria Ulfah juga mengusulkan memotong mata rantai pemicu tawuran. Terkadang kita tidak tahu apa yang menjadi penyebab tawuran, yang kemudian mengakar sampai ke generasi berikutnya. Nah, kata Maria Ulfah, mengapa tidak mengubah paradigma tawuran, permusuhan antar-pelajar tak perlu disikapi dengan perlawanan. ”Harus diputus tradisi senior yang memanas-manasi yuniornya supaya terlibat tawuran. Ada baiknya pula menghidupkan kembali pertandingan persahabatan antarsekolah. Kalau zaman dulu pertandingan olahraga bisa mempererat hubungan antarpelajar, kenapa sekarang tidak?” ungkapnya. Harapan KPAI tentu menjadi harapan kita semua. (suSIE berindra)

  1. DAMPAK-DAMPAK
Tawuran pelajar tidak akan membawa dampak positif selain hanya memuaskan Emosi sesaat belaka. justru, dampak negatif yang ditimbulkan karena terjadinya tawuran pelajar akan berimbas baik kepada para pelaku, maupun orang-orang disekitarnya. Berikut adalah beberapa dampak negatif tawuran pelajar :
a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik cedera ringan, cedera berat bahkan sampai kematian
b. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.
c. Terganggunya proses belajar mengajar.
d. Menurunnya moralitas para pelajar.
e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.

  1. HUKUMAN
Adapun hukuman yang paling minimal dikeluarkan dari sekolah yang bersangkutan kepada para pelaku tawuran yakni Surat Peringatan (SP) bahkan Surat Pengeluaran Siswa atau Drop Out. Namun ada 2 pasal yang dikeluarkan KUHP mengenai hukuman bagi para pelaku tawuran, berikut penjelasannya :

Pasal 187 KUHP
Unsur yang dipersyaratkan :
  1. Membakar
  2. Meledakkan atau menjadikan letusan
  3. Mendatangkan bahaya umum, bahaya maut atau bahaya orang mati
Ancaman hukuman maksimum :
  1. Bahaya bagi orang maksimum 12 tahun
  2. Bahaya maut bagi orang maksimum 13 tahun
  3. Bahaya maut dan orang mati maksimum seumur hidup atau 20 tahun
Pasal 170 KUHP
Unsur yang dipersyaratkan :
  1. Bersama-sama melakukan kekerasan
  2. Terhadap orang atau barang
  3. Dimuka umum
Ancaman hukuman maksimum :
  1. Menyebabkan luka maksimum 7 tahun
  2. Menyebabkan luka berat maksimum 7 tahun
  3. Menyebabkan mati maksimum 12 tahun








BAB III
PENUTUP


  1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tawuran sangatlah tidak baik dan sangat berdampak buruk bagi diri kita pribadi dan orang lain. Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan dan mengarahkan anak agar dapat memilih teman sebaya yang tidak menjerumuskan kedalam hal negatif paling tidak membuat anak mengerti hal apa yang baik untuknya. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang  lebih baik. Faktor pemicu yang sangat dominan yakni pergaulan yang dapat membawa kita kedalam arus negatif, tetapi hal tersebut dapat kita kendalikan dengan niat baik di dalam lubuk hati kita. Percayalah segala sesuatu yang didahului dengan niat baik akan berdampak baik terhadap kita begitupun sebaliknya, jangan malu untuk menyatakan dan bertindak benar sekalipun hanya 1:1.000.000 orang di dunia. Sudah jelas tindakan yang tidak terpuji seperti tawuran itu banyak merugikan dan hukumannya pun mempengaruhi masa depan kita selaku pelajar. Untuk apa kita sia-sia kan masa muda kita dengan hal yang bertolak belakang dengan tugas seorang pelajar? Mulailah dari sekarang berfikir positif dan melakukan tindakan dalam kegiatan yang mempunyai banyak manfaat baik untuk diri kita maupun orang lain.
          

  1. TANGGAPAN
Dari uraian tersebut, menurut apa yang kami pikirkan dan rasakan tentang “Tawuran Pelajar” yaitu kami sangat merasa miris melihat dan mendengar maraknya kasus tersebut, kita sebagai pelajar bertugas untuk menimba ilmu dan mengembangkan bakat dalam segala bidang baik akademik maupun non akademik. Jangan malah dipergunakan untuk tawuran yang jelas merugikan diri kita sendiri, menyusahkan orang tua dan mencoreng nama baik sekolah. Seharusnya kita malu jika melakukan tindakan kriminal seperti tawuran apalagi kita sebagai pelajar yang terdidik, sudah sepantasnya bisa menentukan mana hal yang baik dan hal yang buruk. Jika kita terlibat masalah, apa salahnya menyelesaikan dengan cara baik-baik yang berujung perdamaian bukan dengan jalan perlawanan seperti tawuran yang tidak akan ada juntrungan nya. Cobalah belajar berfikir positif, peka, toleransi dan saling menghargai terhadap sesama. Tingkatkan pedoman moral sebagai pelajar yang terdidik dan berkepribadian baik agar menjadi pelajar yang aktif, kritis dan produktif. #STOPTAWURAN!




DAFTAR PUSTAKA


http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuran-pelajar/comment-page-1/
http://yakubus.wordpress.com/2009/02/25/makalah-sosiologi/
http://www.mail-archive.com/permias@listserv.syr.edu/msg03171.html
Hartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar